Kamis, 22 Mei 2014

Makalah PIP : Pendidikan dan Perkembangan Masyarakat




PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Khomsun Nur Halim

Disusun oleh Kelompok 9 :
1.      Rizkhi Septi Arini       (5401413054)
2.      Nia Tri Yuliani            (7101413012)
3.      Moh Eko Saputro        (7101413297)


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014


2.1  Deskripsi Dinamika Masyarakat Indonesia
Peran pendidikan dalam masyarakat senantiasa mengalami pergeseran, sistem sosial, politik, dan ekonomi bangsa menjadi penentu dalam penetapan dan pengembangan peran masyarakat. Masuknya sistem persekolahan sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Jika di lihat dari perspektif pendidikan, dalam masyarakat dewasa ada empat sumber masalah yang masih lemah, yaitu rendahnya kesadaran multikultural, penafsiran otonomi daerah yang masih lemah, kurangnya sikap kreatif dan produktif, rendahnya kesadaran moral dan hukum.
Keempat hal tersebut, mengindisikan orientasi pembangunan yang mengutamakan kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada perlunya peningkatan sumber daya manusia, peningkatan aktivitas sektor ekonomi, pengembangan kreativitas dan produktivitas, dan pengembangan hati nurani.
Masyarakat Indonesia baru adalah masyarakat yang harus memiliki karakteristik tersebut yang ditandai dengan menyatunya kepentingan masyarakat , dengan kepentingan negara, tentu saja untuk mewujudkan masyarakat Indonesia Baru yang demikian ini sangat diperlukan strategi yang tepat untuk menyentuh aspek struktural (tatanan infrastruktur sosial) dan aspek kultural (nilai-nilai budaya yang cocok) dan dinamika proses perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan bagian esensial dari strategi kultural karena kebudayaan hanya dapat hidup dan berkembang apabila ada manusia dan masyarakat pendukungnya.

2.2  Perkiraan Perkembangan Masyarakat Masa Depan
Istilah “Masyarakat Indonesia Baru” belakangan ini di gunakan untuk menggambarkan sesuatu masyarakat yang dicita-citakan bangsa indonesia setelah era reformasi. Dan ada juga menggunakan istilah masyarakat madani atau civil society. Banyak defenisi yang berbeda tentang civil society, tetapi intinya adalah bahwa civil society menyangkut tatanan kehidupan publik, bukan kehidupan pribadi atau keluarga, yang berada dalam kerangka peranan hukum, mengandung  elemen tingkat partisipasi publik, peran mass media, peran asosiasi-asosiasi profesional, serikat buruh dan lain-lain sehingga bersifat dinamis dan mengandung elemen kepentingan sosial warga negara dan masyarakat. Elemen dasar yang menjadi ciri Khas Bangsa Indonesia, biasanya dirujuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang bisa kita sebut dengan Pancasila.

2.3  Alternatif Masyarakat Pendidikan dalam Kaitannya dengan Perkembangan Masyarakat
Pada dasarnya hubungan antara individu dan dengan masyarakat berkisar pada suatu model atau hubungan antara penguasa, yang dikuasa, cara untuk mencapai tujuan bersama, dan tujuan itu sendiri. Plato mengajarkan bahwa tujuan hidup bersama adalah keadilan. Dengan adanya keadilan dapat dikembangkan potensi rakyat. Potensi yang telah berkembang pada gilirannya akan berujud hasil karya. Dengan karya itu rakyat dapat memperkuat wewenang penguasa. Dalam konsep ini potensi individu harus dikembangkan, tanpa mengembangkan  potensi yang  ada penguasa tidak akan menciptakan keadilan yang dicita-citakan. Demikian pula pendidikan yang tidak dapat mengembangkan potensi-potensi anak didik untuk memilih bukanlah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan negara atau dengan kata lain dalam ilmu politik pendidikan harus menjunjung demokrasi.(Tilaar,1999:4)
Masyarakat Indonesia mempunyai  ciri-ciri yang khas, berdasarkan ciri-cirinya yang khas inilah yakni akan dibangun suatu masyarakat madani indonesia menuju masyarakat madani yang universal. Masyarakat madani Indonesia mempunyai ciri-ciri antara lain adanya keragaman budaya yang merupakan dasar pengembangan identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional. Terbentuknya masyarakat madani Indonesia yang bhineka tidak terlepasnya dari terbentuknya kelas menengah. Kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang terdidik yang telah memiliki suatu pandangan yang luas. Dari paparan diatas nampaknya ada beberapa elemen pokok yang patut menjadi ciri dari masyarakat Indonesia yang dicita-citakan Atho Mudzhar (1999) menyebut ada 6 elemen antara lain sebagai beerikut
1.      Prinsip  mengembangkan dan menegakkan kedaulatan rakyat.
2.      Prinsip mengembangkan dan menegakkan hukum dan keadilan.
3.      Prinsip pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Prinsip pengembangan pluralisme masyarakat seperti halnya masyarakat-masyarakat urban dan industri, masyarakat Indonesia Baru dan ditandai       dengan pluralisme masyarakat dari segi ras, suku, agama maupun golongan.
5.      Prinsip pengembangan masyarakat berwawasan lingkungan.
6.      Prinsip pembangunan masyarakat berketuhanan Yang Maha Esa,

2.4  Pendidikan Multikultural di Indonesia
Keberagaman entitas budaya salam suatu komunitas merupakan modal pemberdayaan terutama dalam proses pendidikan. Sekolah belum ddilihat sebagai Intitusi budaya dan sebagi ajang saling tindak (interaksi) antar anggota masyarakat. Sekolah daapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai kepentingan kelembagaan sepert: keluarga, manajemen birokrasi pendidikan dan pasar kerja. Pengumpulan berbagai lembaga ini akan memberi warna terhadap pemecahan masalah fungsional dalam pendidikan yang dihadapi masyarakatnya, oleh karena itu pendidikan Nasional sudah saatnya dimaknai dalam bentuk kepentingan pengembangaan budaya masyarakat. Persoalan mengenai konsep integrasi mungkin lebih cocok sebagai masalah dasar filosofis persoalan pendidikan bangsa. Sistem pendidikan Nasional, secara Empirik harus berusaha menyesuaikan berbagai perbedaan kultural,aspirasi dan status. Pendidikan yang dibutuhkan bangsa ini adalah pendidikan kebangsaan yang terintregasi untuk memupuk semangat persatuan ( The Sense of Unity) dan cinta tanah air, dan memiliki semangat kebangsaan.
Beberapa kecendrungan dari sistem pendidkan Nasional yang selama ini berlaku menunjukkan beberapa fenomena yang tidak menguntungkan bagi pembentukan proses cultural tersebut antara lain :
1.      Pendidikan Nasional bersifat monolitik kultural
2.      Sistem pendidikan Barat dikembangkan di Indonesia
3.      Ke-Indonesia-an dengan identitas Sub-nasional
4.      Persekolahan di Indonesia cenderung bersifat elitis untuk mempertahankan “status quo”  dalamstruktur sosial yang mapan
Dengan belajar dari negara-negara yng telah sukses menerapkan model pendidikan multikultural seperti malaysia, singapura dan lain sebagainya. Temuan penelitian yang dilakukan Sleeter dan Grand di review oleh Clark(Dalam Agus Salim, 2003) mereka menyebutkan ada lima jenispendekatan jenis pendidikan multi-kultural berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap artikel-artikel tentang pendidikan yang berorientasi budaya. Kelima pendekatan itu adalah:
1.      Pengajar yang mengajar mereka dengan berbeda kultural
2.      Memperhatikan pentingnya hubungan manusia
3.      Menciptakan arena belajar dalam satu kelompok budaya
4.      Pendidikan multikultural diupayan sebagai pendorong persamaan struktur sosial dan pluralisme kultural dengan pemerataan kekuasaan antar kelompok
5.      Pendidikan multikultural sekaligus sebagai rekonstruksi sosial

2.5  Pendidikan Multikultural, Tantangan , dan Solusinya
Di dalam pendidikan multikultural terletak tanggung jawab besar untuk pendidikan nasional. Tanpa pendidikan yang difokuskan pada perkembangan perspektif multikultural dalam kehidupan tidak mungkin menciptakan keadaan aaneka ragam budaya di masa depan dalam masyarakat Indonesia. Dengan kata lain multikultural hanya dapat disikapi dengan pendidikan Nasional
Sehubungan dengan hal ini, ada tiga tantangan besar dalam melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia yaitu:
1.      Agama, Suku Bangsa dan Tradisi
Dalam hal ini agama yang lebih banyak menyangkut pribadi dalam kehidupan seorang sebagaimana hubungan seseorang dengan penciptanya. Pengakuan ini sangat penting dalam kehidupan beragama di Indonesia yaitu bahwa orang Indonesia memiliki acuan sebagaimana yang tertera dalam sila pertama pancasila yaitu adanya keyakinan atas Tuhan Yang Maha Esa
2.      Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan memerlukan dua sikap penting yaitu kesiapan untuk mengambil resiko dan kepercayaan. Dalam masyarakat yang plural selalu memikirkan resiko terhadap berbagai perbedaan. Bagaimanapun penghargaan terhadap perbedaan dengan yang lain memerlukan satu pengertian terhadap resikao daalam kehidupan masyarakat yang majemuk
3.      Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai keyakinan, kita memberi kepada anggota lain didalam masyarakat. Toleransi dapat menjadi kenyataan ketika kita mengasumsikanadanya perbedaan menghilangkan atau menghapus persetujuan belaka.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
                        Setelah menganalisis dan mengevaluasi pendidikan dan perkembangan masyarakat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1.      Masyarakat Indonesia baru adalah masyarakat yang harus memiliki karakteristik  yang ditandai dengan menyatunya kepentingan masyarakat dengan kepentingan negara.
2.      Civil society menyangkut tatanan kehidupan publik, bukan kehidupan pribadi atau keluarga, yang berada dalam kerangka peranan hukum, mengandung  elemen tingkat partisipasi publik, peran mass media, peran asosiasi-asosiasi profesional, serikat buruh dan lain-lain sehingga bersifat dinamis dan mengandung elemen kepentingan sosial warga negara dan masyarakat.
3.      Pendidikan yang tidak dapat mengembangkan potensi-potensi anak didik untuk memilih bukanlah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan negara atau dengan kata lain dalam ilmu politik pendidikan harus menjunjung demokrasi.

3.2  SARAN
Pendidikan di Indonesia memanglah harus sesuai dengan perkembangan masyarakat serta kebutuhan masyarakat yang dapat mengembangkan potensi-potensi peserta didik supaya dapat menghasilkan output yang cerdas, kreatif , inovatif , dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat sekitar sesuai kebutuhan masyarakat tersebut.







DAFTAR PUSTAKA
Drs. Achmad Munib, S.H., M.Si., dkk. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang:Unnes Press
http://sains-biology.blogspot.com/2011/10/pendidikan-dan-masyarakat-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar